Social Icons

Jumat, 25 April 2014

[Resensi] Ya Allah, Beri Aku Satu Saja...


cover buku "Ya Allah Beri Aku Satu Saja..."
Tidak disangka, pada saat kehidupan pernikahanku dengan suami di dalam kepurukan, Tuhan memberikan karunia yang 11 tahun sudah aku idam-idamkan. Aku dinyatakan positif hamil 10 minggu oleh dokter. Tuhan, aku memang merindukan kehadiran buah cintaku dengan suami, tapi kenapa harus Kau berikan karunia itu di saat hidupku hancur? Di kala suamiku sedang menjalani dua tahun masa kurungan di penjara.  

Penulis: Pipit Setiafitri

Hasil Laparoskopi menunjukkan bahwa aku terkena tumor ovarium. Aku syok dengan diagnosis dokter tersebut, apalagi selama ini aku tak mendapati gangguan siklus haid. Dokter menjelaskan bahwa tumor di ovarium ini neoplastik yang tak ganas, jadi memerlukan tindakan pengangkatan tumor.

Aku pasrah saja dengan keputusan dokter, karena yang ada dalam benakku adalah keinginan untuk bisa punya anak lagi. Suamiku mendukung keputusanku.

Tibalah saatnya operasi. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Suamiku tampak cemas, namun dialah yang mengurusi semua perlengkapan dan kebutuhanku. Kutahu ia masih mencintaiku, hanya saja mungkin ia pernah khilaf karena keputusasaannya untuk bisa mendapatkan anak lagi dariku.

Penulis: Viana Akbari


Tulisan-tulisan di atas merupakan salah satu kisah nyata dari buku “Ya Allah, Beri Aku Satu Saja.. Tutur Jujur Para Pendamba Momongan”. Buku yang berkisah tentang pengalaman suka duka, menunggu hadirnya buah hati dalam sebuah pernikahan.

Buku yang ditulis oleh 20 orang penulis wanita ini, dijamin akan menguras emosi dan air mata. Pembaca pun akan ikut larut dalam serangkaian kisah jujur yang kami tuturkan. Dilengkapi dengan ulasan medis dari setiap permasalahan yang ada dalam setiap kisahnya.

Semoga buku ini kelak akan memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembacanya. Karena buku ini dipersembahkan bagi pasangan yang masih menanti kehadiran buah hati. Harapan itu selalu ada pada setiap ikhtiar yang kita upayakan. Juga, untuk para orang tua yang telah merajut cinta bersama buah hatinya. Bersyukurlah, amanah itu kini sudah berada di dalam buaian.

Buku ini memberikan pemahaman pada kita, bahwa Allah mengabulkan doa dan harapan, selalu pada saat yang tepat. Saat seluruh upaya telah dikerahkan. Saat kita sebagai manusia berada pada titik maksimal kepasrahan pada Allah SWT. Saat tak ada lagi kekuatan yang kita harapkan, selain kekuatan dan kekuasaan-Nya.
 _______________________________________
Resensi ini diterbitkan di salah satu rubrik Republika.co.id , kerjasama dengan komunitas penulis perempuan Women Script & Co.
sumber : http://www.republika.co.id/berita/komunitas/women-script-co/12/04/19/m2q2qu-resensi-buku-antologi-menanti-buah-hati

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

 
Blogger Templates